Beberapa waktu yang lalu, jutaan masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan kesempatan lolos Kartu Prakerja. Perlu diketahui, pada saat tulisan ini dibuat, gelombang kartu prakerja di tutup sampai dengan gelombang 16. Mereka yang beruntung akan mendapatkan dana insentif sebesar Rp. 600.000,- / bulan yang dicairkan langsung ke rekening peserta yang lolos melalui tahapan pelatihan.
Tetapi ada satu masalah yang penulis rasa kurang tepat, yaitu banyaknya penggunaan Joki untuk mengikuti program Prakerja ini. Memang ada beberapa yang beralasan karena memang kesulitan mengakses internet dengan lancar, ada pula yang beralasan karena kebutuhan ekonomi, dan lainnya sebagainya. Padahal kalau penulis pelajari bahwa program pelatihan tersebut cukup baik untuk menambah pengetahuan, membuka pemikiran dan menciptakan minat untuk mencari solusi usaha online.
Seorang teman sekolah dulu yang kini tinggal dan menetap di kampungnya setelah di PHK akibat Pandemi Covid 19 menuturkan bahwa ia juga mengikuti program tersebut dan berhasil lolos di gelombang 15 yang lalu. Setelah mengikuti pelatihan, ia memanfaatkan insentif prakerja yang masuk ke rekening e-wallet yang ia daftarkan untuk membuka usaha dadakan yaitu berjualan pulsa, paket data, pulsa listrik dan bayar rekening listrik. Dengan memanfaatkan fitur e-wallet yang dimilikinya, ia menawarkan ke warga di kampungnya. Alhasil sampai saat ini, usaha sampingan baru ia peroleh.
Nah, itulah mengapa sebenarnya, pemerintah berharap bukan hanya karena tergiur dana sebesar 600 ribu perbulan per empat bulan saja, tetapi masyarakat diharapkan mendapatkan motivasi, punya minat untuk berusaha secara mandiri, sehingga perekonomian keluarga stabil.
Komentar
Posting Komentar